-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Gak Pak

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Cerita Malin Kundang

Wednesday, January 25, 2023 | January 25, 2023 WIB | 0 Views

Cerita Malin Kundang
 

Dahulu di sebuah dusun nelayan, tepatnya di Sumatra Barat, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang. Ia tinggal bersama ibundanya, Mande Rubayah. Sang ayah telah lama pergi meninggalkan ibu dan anak semata wayangnya itu.

Malin tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pemberani, tapi sedikit nakal. Mereka hidup serba kekurangan. Hingga suatu ketika saat Malin beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari peruntungan di negeri seberang. Dengan harapan nantinya saat kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi saudagar kaya raya.

Malin tertarik dengan ajakan seorang nahkoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya. Tekadnya semakin kuat, Malin meminta izin kepada ibundanya. Mande Rubayah sempat tidak setuju dengan keinginan anaknya, tetapi karena Malin terus mendesak akhirnya ia mengizinkan.

“Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan lupa dengan ibumu dan kampung halamanmu ini, Nak,” pesan dari ibunya.

Ternyata keberadaan Malin di kapal itu sangat disukai. Selain karena ia sangat rajin dan selalu siap menolong, ia juga seorang pekerja keras.

Beberapa tahun berlalu, kini Malin telah menjadi seorang nahkoda yang mengepalai banyak kapal dagang. Ia pun berhasil memperistri salah seorang putri raja yang cantik jelita. Kabar kesuksesannya sampai kepada ibunda Malin. Setiap hari Mande Rubayah menyempatkan diri pergi ke dermaga berharap bisa bertemu putranya, Malin.

Malin Kundang kembali ke kampung halaman

Suatu ketika, sampailah kapal mereka di kampung tempat Malin dulu dibesarkan. Malin Kundang pun turun dari kapal. Kemudian disambut oleh ibundanya.

“Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar,” katanya sambil memeluk Malin.

Malin Kundang justru malah segera melepaskan pelukan tersebut dan mendorong ibundanya hingga terjatuh.

“Wanita tidak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku,” kata Malin kepada ibunya. Malin berpura-pura tidak mengenal ibunya, karena malu melihat ibunya yang sudah tua dan memakai baju compang-camping.

“Wanita itu ibumu?,” tanya istri Malin. “Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan hartaku,” sahut Malin.

Malin Kundang dikutuk

Melihat tingkah Malin yang congkak di depan istrinya, Mande Rubayah sangat sakit hati. Ia melihat kapal anaknya yang bertolak dari pantai, sambil berdoa dalam hatinya agar Tuhan menghukum anaknya.

Tidak lama setelah kapal itu bertolak, badai pun datang. Air laut yang bergelora menerjang dan membanting kapal besar yang sangat megah tersebut. Bangkai kapal berhamburan beserta segala isinya.

Setelah kapal itu hancur, badai pun reda. Selain serpihan pecahan kapal, di pantai itu terlihat ada sebuah batu karang yang mirip dengan sosok Malin yang sedang bersimpuh.

Itulah kisah Malin Kundang yang bisa Bunda bacakan bersama Si Kecil. Sampaikan pula pesan moralnya ya, Bunda. Agar Si Kecil bisa belajar dari kisah ini betapa pentingnya bersikap hormat dan berbakti kepada orang tua.

No comments:

Post a Comment

Yang Sopan yang Sesuai dengan UU ITE

×
Berita Terbaru Update