Rais Aam
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftakhul Akhyar mengingatkan
jemaat Muslimat NU agar tidak menghina Presiden dan Wakil Presiden. Menghina
pemimpin dilarang oleh agama Islam.
"Barang siapa yang memuliakan para pemimpin dalam segala lapisan, maka
Allah akan memuliakan. Barang siapa yang menghinakan Presiden dan Wakil
Presiden, mereka meremehkan semuanya pimpinan organisasi, Allah akan
membalasanya," kata KH Miftachul Akhyar di depan massa Muslimat NU yang
berkumpul di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (20/1/2024)
pagi.
Dalam acara Hari Ulang Tahun ke-78 Muslimat NU ini, Presiden Jokowi hadir
dan memberi sambutan setelah KH Miftachul Akhyar. Hadir pula tokoh-tokoh NU
yakni Khofifah Indar Parawansa, Yenny Wahid, hingga Habib Luthfi.
Dia menyelipkan Surat Annur Ayat 19, yakni peringatan bahwa orang-orang
yang menyebarkan berita tidak benar maka orang-orang itu akan diganjar azab
pedih di dunia dan akhirat.
"Orang-orang yang senang, hobi untuk memviralkan, untuk menyebarluaskan
berita-berita yang nggak bagus, berita-berita yang cemar terhadap
orang-orang yang telah beriman kepada Allah, apa kata Allah? Mereka akan
mendapatkan siksa, sanksi di dunia dan di akhirat. Kurang apa? Mau tambahan?
Siksaannya disiapkan di dunia dan akhirat," kata Miftachul Akhyar.
Dia mengatakan, muslim yang baik akan menyimpan rahasia saudaranya tanpa
tabayun dan klarifikasi. Bila berita bohong disebarkan begitu saja, maka itu
buruk.
"Ini bukan faham-faham kita (menyebarkan berita bohong). Sepertinya ini
sudah ketularan penyakit-penyakit kelompok yang beraliran keras," kata
Miftachul Akhyar.
Ketaatan kepada pemimpin, termasuk pemimpin NU, bukan karena pemimpin ingin
disembah. Namun, ketaatan ini merupakan modal dan tanda kader-kader
NU.
Copas dari
https://news.detik.com/berita/d-7151092/rais-aam-pbnu-barang-siapa-menghina-presiden-allah-akan-membalasnya
No comments:
Post a Comment
Yang Sopan yang Sesuai dengan UU ITE