-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Gak Pak

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ulos Batak #PowerPoint #PersentasiUlos

Sunday, April 11, 2021 | April 11, 2021 WIB | 0 Views

Ulos Batak


responsive web

ULOS BATAK

Kain Tenun batak atau Ulos atau sering juga disebut kain ulos adalah salah satu busana khas Indonesia. Ulos secara turun temurun dikembangkan oleh masyarakat BatakSumatra Utara. Dari bahasa asalnya, ulos berarti kain. Cara membuat ulos serupa dengan cara membuat songket khas Palembang, yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin.

Warna dominan pada ulos adalah merahhitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan dari benang emas atau perak. Mulanya ulos dikenakan di dalam bentuk selendang atau sarung saja, kerap digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat Batak, tetapi kini banyak dijumpai di dalam bentuk produk suvenir, sarung bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet, dan gorden.

Ulos juga kadang-kadang diberikan kepada sang ibu yang sedang mengandung supaya mempermudah lahirnya sang bayi ke dunia dan untuk melindungi ibu dari segala mara bahaya yang mengancam saat proses persalinan.

Sebagian besar ulos telah punah karena tidak diproduksi lagi, seperti Ulos Raja, Ulos Ragi Botik, Ulos Gobar, Ulos Saput (ulos yang digunakan sebagai pembungkus jenazah), dan Ulos Sibolang.

Arti Makna Ulos

responsive web
Pengrajin ulos di Desa Huta Raja sedang menenun.

Mangulosi adalah suatu kegiatan adat yang sangat penting bagi orang batak. Dalam setiap kegiatan seperti upacara pernikahan, kelahiran, dan dukacita, ulos selalu menjadi bagian adat yang selalu diikutsertakan.

Menurut pemikiran moyang orang batak, salah satu unsur yang memberikan kehidupan bagi tubuh manusia adalah “kehangatan”. Mengingat orang-orang batak dahulu memilih hidup di dataran yang tinggi sehingga memiliki temperatur yang dingin.

Demikian juga dengan huta/kampung yang ada di daerah tapanuli umumnya dikelilingi dengan pepohonan bambu. Di mana memiliki kegunaan bukan hanya sebagai pagar untuk menjaga serangan musuh saja, tetapi juga menahan terjangan angin yang dapat membuat tubuh menggigil kedinginan.

Ada 3 hal yang di yakini moyang orang batak yang memberi kehidupan bagi tubuh manusia, yaitu: Darah, Nafas dan Kehangatan. Sehingga “rasa hangat” menjadi suatu kebutuhan yang setiap saat didambakan.

Ada 3 “sumber kehangatan” yang diyakini moyang orang batak yaitu: matahari, api dan ulos. Matahari terbit dan terbenam dengan sendirinya setiap saat. Api dapat dinyalakan setiap saat, tetapi tidak praktis digunakan untuk menghangatkan tubuh, misalnya besarnya api harus dijaga setiap saat sehingga tidur pun terganggu. Namun tidak begitu halnya dengan Ulos yang sangat praktis digunakan di mana saja dan kapan saja.

Ulos pun menjadi barang yang penting dan dibutuhkan semua orang kapan saja dan di mana saja. Hingga akhirnya karena ulos memiliki nilai yang tinggi di tengah-tengah masyarakat batak. Dibuatlah aturan penggunaan ulos yang dituangkan dalam aturan adat, antara lain:

  • Ulos hanya diberikan kepada kerabat yang di bawah kita. Misalnya Natoras tu ianakhon (orang tua kepada anak), hula-hula kepada boru, dll.
  • Ulos yang diberikan haruslah sesuai dengan kerabat yang akan diberi ulos. Misalnya Ragihotang diberikan untuk ulos kepada hela (menantu laki-laki).

Sedangkan menurut penggunaanya antara lain:

  • Siabithonon (dipakai ke tubuh menjadi baju atau sarung) digunakan ulos ragidup, sibolang, runjat, jobit dan lainnya.
  • Sihadanghononhon (diletakan di bahu) digunakan ulos Sirara, sumbat, bolean, mangiring dan lainnya.
  • Sitalitalihononhon (pengikat kepala) digunakan ulos tumtuman, mangiring, padang rusa dan lain-lain.

Saat ini kita tidak membutuhkan ulos sebagai penghangat tubuh di saat tidur ataupun saat beraktivitas, karena ada berbagai alat dan bahan yang lebih maju untuk memberi kehangatan bagi tubuh pada saat berada dalam udara yang sangat dingin. Namun, Ulos sudah menjadi pelambang kehangatan yang sudah mengakar di dalam budaya batak.

Hal ini juga menjadi tantangan bagi budaya batak pada masa depan, karena cara pandang dan penghargaan anak-anak muda masa depan sangat berbeda dengan para orang tua yang sempat merasakan berharganya nilai ulos dalam kekerabatan. Akankah anak-anak kita memandang ulos seperti memandang “kain pada umumnya”, bahkan lebih parahnya setelah kain tersebut digunakan dalam acara adat yang melelahkan kemudian ulos tersebut tersimpan rapat dalam lemari saja.

Sangat berbeda “rasanya” dengan menggunakan setelan jas yang modis dan ingin menggunakannya lagi dan lagi begitu setiap saat.

Jangan-jangan yang terbayang dalam pikiran mereka saat melihat ulos yang tergolek dalam lemari adalah acara adat yang melelahkan, rumit adatnya, pusing karena tidak mengerti bahasa batak, malu karena tidak paham martutur (menempatkan diri dalam pertalian darah atau keturunan).

Akan sangat banyak tantangan masa depan yang akan menghimpit “niat maradat” bagi generasi muda masa depan. Seperti masalah keuangan, penggunaan waktu, perkembangan pola pikir praktis, berkurangnya “rajaparhata” (orang yang mengetahui adat dan dapat memandu kegiatan adat dari awal hingga akhir).

Video penjelasan Ulos Batak Power Point 

Macam Macam ULOS

Sesuai perkembangan zaman, ulos Ragi Huting ini semakin sulit ditemukan. 5. Hal tersebut melambangkan kesuburan dan kekompakan. Ulos ini biasanya diberikan kepada seorang anak yang baru lahir, terutama anak pertama. Bertujuan agar kiranya anak tersebut kelak diiringi kelahiran berikutnya. 4. Ulos Ragi Huting Dahulu ulos ini biasanya digunakan oleh para gadis pada saat pesta dengan cara melilitkannya di bagian dada yang disebut Hoba-hoba. 

Ulos Bintang Maratur Ulos Bintang Maratur menggambarkan jejeran bintang yang teratur, bermakna untuk menunjukkan orang yang patuh, setia, dan rukun dalam suatu ikatan keluarga. Ulos ini biasanya digunakan pada waktu pesta. 6. Ulos Ragi Hidup Ulos Ragi Hidup melambangkan kehidupan dan kebahagiaan dalam keturunan dengan umur yang panjang (saur matua). Ulos ini biasanya digunakan pada waktu pesta. 7. Ulos Pinunsaan Ulos Pinunsaan adalah salah satu ulos yang paling mahal. Ulos ini biasanya disandang oleh para raja dan dipakai pada waktu pesta. 8. Ulos Simarinjam Sisi Ulos ini dipakai pada waktu pesta oleh salah satu orang yang berada paling depan pada saat acara pesta. 

Ulos Lobu-lobu Jenis ulos ini biasanya mempunyai keperluan yang sangat khusus, terutama bagi orang yang sering mendapat kemalangan. 10. Ulos Sitoli Tuho Ulos ini digunakan sebagai pengikat kepala atau tali-tali oleh gadis Batak. 11. Ulos Suri-suri Na Ganjang Ulos Suri-suri Na Ganjang diberikan kepada pengantin baru. Ulos ini juga dipakai sebagai Hande-Hande (selendang). Ulos ini juga disebut sebagai Ulos Gabe-gabe. 12. Ulos Tumtuman Ulos ini dipakai sebagai ikat kepala oleh seseorang untuk menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah anak pertama. 13. Ulos Tutur-tutur Ulos Tutur-tutur dipakai sebagai pengikat kepala yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya (keturunannya).

Ulos Antak-antak Ulos ini dipakai sebagai selendang bagi orang tua untuk melayat orang meninggal dunia. Selain itu, ulos tersebut juga dipakai sebagai kain yang dililitkan pada waktu menari.

No comments:

Post a Comment

Yang Sopan yang Sesuai dengan UU ITE

×
Berita Terbaru Update